TRENDING

Jumat, 15 Mei 2015

Saudariku, Kembalilah...

Ah sudah lah, sungguh...
Aku cinta kepolosan itu, keluguan itu, kesederhanaan itu, aku rindu... merindukannya.

Disaat aku tak ingin mengenal lebih dekat dengan dunia, tak akan ada rasa iri, cemburu, dengki, bahkan gengsi yang berlebihan.

Membuat lupa dan melupakan lugunya diri. Kesederhanaan yang membuat Allah lebih suka, lebih sayang, lebih cinta kepada hamba-Nya.

Aku terpana, tercengang pada bius dunia yang membuat si pecandunya merasakan terbang, memiliki sayap dan berkata "Hallooooo ini, aku ada sedang di hadapanmu. Lihatlah! " 

Hilang sudah, hilang. Ketika beberapa tahun sebelumnya aku mulai melihatmu dengan balutan syar'i dalam akun facebookmu dan aku ingin memanggil dan belajar darimu yang lebih dahulu hijrah, "Ukhty... maukah mengajariku menggunakan hijab seperti yang kau kenakan? Bagaimana caranya aku bisa sepertimu?" tapi saat itu aku tak berani.

Setelahnya benar aku merasa kehilangan, dirimu tak lagi sama. Kesederhanaan tanpa riasan wajah itu hilang diganti dengan sekelebat riasan arogan, itu bagiku saat melihatmu sekarang.

Arogansi dengan penuh gengsi itu muncul, kau bukan yang dulu yang membuatku terpana dan tercengang. "Kemana dirimu duhai ukhty nan shalihah... Kemana kau pergi? Tak ingin kah kau kembali dalam wujud sederhana seperti saat aku melihat busana syar'i mu?"

Goyah memang goyah, ketika hati sudah terbius ujian ujian mewah dunia. Tak ada satupun manusia yang menyatakan dirinya beriman tanpa di uji, meski ulama besar sekalipun. Apalagi kamu, aku yang tak ada apa-apanya.

Duhai saudariku tersayang, lihatlah ada banyak sahabat shalihah yang menantikan mu kembali, bersama dalam keanggunan syar'i yang jauh lebih sederhana dan indah.

Ingat, bagaimana Allah beri kenikmatan ibadah, kenikmatan saat kau benar-benar dekat dengan-Nya pada masa itu. Bertanyalah kembali pada hatimu, apa yang sedang kau rasakan? Tak rindukah kau pada masa indah itu? 

Aku rindu, kami rindu keanggunan dirimu dalam memahami al-haq.

Saudariku, kembalilah...

Saudarimu, yang merindu karena Allah
Ocnatias Eka Saputri

 
Back To Top