TRENDING

Senin, 10 November 2014

Pemilik Kebesaran, Dibalik Kesederhanaan

Jujur saja, saya baru tahu semalam sekitar jam 9 malam WIB, kalau menteri menteri yang baru sudah ada.  Itupun dari postingan kawan kawan di media sosial.

Sebelumnya, mari kita doakan semoga jabatan "mewah" itu tdk disalahgunakan...

Namun, saya tdk akan berbicara ttg bapak dan ibu ini, repot nanti... hehe.

Jadi saya bercerita ttg.

Sa'id Bin Amir r.a

Mungkin, banyak yang belum kenal. Ya, namanya besar tapi tak mau dikenal...

Siapakah dia? 
Dia adalah sahabat utama Rasulullah salallahu 'alaihi wasalam. Namanya mungkin tak harum seperti sahabat yg lain, asal tahu saja dia tidak pernah absen dari semua perjuangan dan jihad yg dihadapi rasulullah.

Dia pernah ditunjuk oleh Amirul Mukminin Umar bin Al-Khatab sebagai walikota Homs, Suriah.

Namun, apa yg dia ucapkan? 
"Janglah engkau menjeremuskan diriku ke dalam fitnah, wahai Amirul Mukminin."

Amirul Mukminin terus mendesak, dan sa'id pun menerima jabatan itu.

Semenjak menjadi walikota Homs, ada yg menyukai dan ada yg tidak..

Kelompok yg tdk menyukai Sa'id itu selalu mencari celah kesalahan dan malaporkannya ke Amirul Mukminin, beberapa kesalahn yg diajukan adalah.

Sa'id;
1. Tidak keluar unthk menemui kami hingga siang
2. Tdk mau melayani orang pada waktu malam hari.
3. Setiap bulan ada 2 haru dmana ia tdk mau keluar ntuk kami, sehingga kami tdk menemuinya.
4. Terakhir, bkn kesalahn namhn mengganggu. Yaitu bahwa sewaktu waktu ia jatuh pingsan.

Sa'id menjawab tuduhan tuduhan itu dgn berat hati,
Tuduhan pertama, krn dia tdk memiliki pelayan, sehingga dialah yg membuat adonan tepung dn membiarkan mengembang, lalu membuat roti kemudia wudhu untuk dhuha.

Tuduhan kedua, dia telah menyediakan siang untuk melayani masyarakat, sdg malam hari untuk Allah Ta'ala.

Tuduhan ketiga, Sa'id tdk memiliki pelayan yg akan mencuci kn pakaian, sdgkan dia tdk memiliki baju yg lain. Jdi memanfaatkan hari itu untjk mencuci dn menunggu hingga kering.

Tuduhan terakhir, dgn tenang Sa'id menjelaskan, dulu ketika di  Mekkah dia menyaksikan Khubaib Al anshari jtuh trsungkur. Tubuhnya disyat syat oleh org2 quraisy.

Dan stiap mengingat kejadian itu, tubuh Sai'id gemetar karena takut siksa Allah, krn saar itu ia enggan menolong Khubaib,krn  saat itu sa'id masih musyrik.

Bagaimna dgn gaji seorg walikota?  Tentu sangat besar, tetapi ia hnya mengambil keperluan diri dn istrinya, sdngkan selebihnya dbgikan kpd keluarga2 lain yg membutuhkan.

Semua org selalu memberinya saran, agar nafkah yg didpt dimanfaatkan untuknya dn keluarga. namun Sa'id selalu menjawab "mengapa keluarga dan famili mertuaku saja yg hrus lebih kuperhatikan?  Demi Allah, tidak! Aku tdk akan mnjual keridhaan Allah dgn kaum kerabtku."

Itulah Sa'id bin Amir, ia  membawa atau meninggalkan beban dunia atau harta benda yg memberati punggung atau menkan bahunya.... yg dbawa hnyalah kezuhudan, kesalehan, dan ketakwaan, serta kebenaran jiwa dn budi baiknya.

Akankah engkau wahai pemimpinku, mampu bersikap demikian?  Menanggalkan fasilitas mewahmu untuk org org yg membutuhkan ?

Wallahu a'lam
Kisah ini bisa teman teman baca dibuku Biografi 60 Sahabat Nabi, oleh Khalid Muhammad Khalid

 
Back To Top