TRENDING

Senin, 10 November 2014

Pahlawan Hingga Akhir



Bismillah,
Saat ini saya sedang melihat postingan di media sosial milik kawan kawan, ternyata hari ini jatuh pada tanggal 10 November 2014 M, katanya sih hari pahlawan. Benar begitu?

Ah, tapi saya tidak ingin menceritakan pahlawan pahlawan seperti biasanya, kali ini saya bahas yang berbeda. Membahas sosok tokoh pahlawan hingga akhir, siapa beliau ini ?

ABDURRAHMAN BIN ABU BAKAR

Ia merupakan lukisan nyata tentang kepribadian Arab dengan segala kedalam dan dimensinya. Saat ayahnya menjadi orang yang pertama beriman kepad Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam dan Ash-Shiddiq yang memiliki keimanan yang tiada taranya kepada Allah dan Rasul-Nya, serta orang kedua ketika mereka berdua berada dalam gua, Abdurrahman pada waktu itu justru menjadi orang yang kuat laksana batu karang menyatu menjadi satu dengan agama nenk moyangnya dan berhala-berhalan Quraisy. Di Perang Badar ia tampil sebagai baarisan penyerang di pihak tentara musyrik.

Berbagai cerita kekuatan dan sifat keras dari Abdurrahman saat masih menjadi bagian dari Quraisy yang memerangi Islam. Abdurrahman sendiri adalah seorang Arab tulen tidak memiliki ciri yang lebih istimewa daripada loyalitasnya yang total terhadap sesuatu yang sudah menjadi keyakinan. Menarik darinya adalah bila hatinya telah mantap dengan agama tertentu atau sebuah pendapat, ia tidak berbeda dengan tawanan yang diperbudak oleh keyakinannya itu, hingga tidka dapat melepaskan diri lagi, kecuali bila ada keyakinan baru yang lebih kuat, yang bisa menundukkan akal dan jiwanya tanpa keraguan sedikitpun yang akan menggeser keyakinan yang pertama tadi.

Suatu hari, saat yang telah ditetapkan oleh takdir telah tiba, yang menandakan kelahiran baru bagi Abdurrahman bin Abu Bakar Ash-Shiddiq atau kita bisa menyebutnya hijrah yang juga kita rasakan sekarang. Pelita petunjuk telah menyuluhi dirinya, hingga mengikis habis bayang - bayang kegelapan dan kepalsuan warisan jahiliah. Ia melihat Allah Yang Maha Tunggal lagi Esa di segala sesuatu yang terdapat disekelilingnya dan petunjuk Allah pun mengakar pada diri dan jiwanya, hingga ia pun menjadi seorang Muslim. 

Abdurrahman dikenal sebagai ksatria pada masa  dirinya kafir, dan saat memeluk Islam pun ia masih merupakan ksatria. Abdurrahman tidak pernah ketinggalan untuk ambil bagian dalam peperangan dan tidak pernah berpangku tangan dari juhan yang dilaksanakan.

Dalam peperangan Yamamah, jasanya amat besar. Abdurrahman mampu meraih kemenangan dari tentara Musailamah dan orang orang murtad. Bahkan, ia lah yang menghabisi Musailamah. Abdurrahman berhasil mengepung benteng terpenting yang digunakan oleh tentara murtad sebagai tempat yang strategis untuk pertahanan mereka.

Ketika Mahkam telah tewas oleh pukulan Abdurrahman dan orang orang disekililingnya lari tunggang langgang, benteng itu pun terbuka luas sehingga prajurit Islam masuk berlompatan ke dalam benteng.

Di bawah naungan Islam kualitas Abdurrahman bertambah tajam dan sempurna. Loyalitas terhadap keyakinan dan kegigihan total untuk mengikuti apa yang dianggapnya benar, serta kebenciannya terhadap mulut manis dan sanjungan, semua sifat itu menjadi prinsip hidup dan permata kepribadiannya. Bahkan pada saat yang amat gawat, yakni ketika Mu'awiyah memuntuskan hendak memaksakan baiat bagi Yazid sebagai khalifah dengan kekuatan pedang.

Mu'awiyah mengirim surat yang berisi pernyataan baiat keapda Marwan, gubernurnya di Madinah, dan menyuruhnya agar dibacakan kepada kaum muslimin di masjid. Marwan melaksanakan perintah itu, namun saat ia belum selesai membacakan, Abdurrahman bangkit untuk mengubah suasana hening yang mencekam itu menjadi banjir protes dan perlawanan keras. Ia menyatakan, "Demi Allah, rupanya bukan yang terbaik yang engkau berikan kepad umat Nabi Muhammad Sallallahu 'Alaihi Wasallam, melainkan engkau hendak menjadikannya kerajaan seperti Romawi, hingga bila seorang kaisar meninggla, tampilan kaisar lain sebagai penggantinya."

Abdurrahman melihat bahaya besar yang sedang mengancam Islam bila Mu'awiyah benar benar melaksanakan keinginannya itu. Ia akan mengubah hukum Islam dari prinsip syura, di mana rakyat dapat memilih kepala negaranya, menjadi sistem monarki, di mana rakyat akan diperintah oleh raja raja atau kaisar kaisar yang akan mewarisi takhta secara turun temurun. 

Singkatnya, dalam kondisi pana, Mu'awiyah mengirim utusan menyerahkan uang kepada Abdurrahman sebanyak 100 ribu dirham untuk menundukkan hatinya. Tetapi, putra Ash-Shiddiq itu melemparkan uang itu jauh jauh, lalu berkata kepada utusan Mu'awiyah, "Kembalilah kepadanya dan katakan bahwa Abdurrahman tidak akan pernah menjual agamanya dengan dunia."

Abdurrahman bin Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan cerminan keislaman seorang laki-laki yang jujur, berjiwa bebas, dan ksatria, sosok pahlawan hingga akhir.

Ialah sosok pahlawan itu, sekarang antum sudah mengenalnya... 
Semoga pahlawan pahlawan kita selanjutnya, yang kan tertulis kisahnya di buku buku sejarah, mampu bercermin diri dan meneladani sosok Abdurrahman sebagai muslim yang jujur, berjiwa bebas, dan kestria.

Masihkan kamu ragu siapa sosok pahlawan mu ???

Wallahu a'lam
17 Muharram 1436 H | 10 November 2014 M

Mengenang pahlawan ummat Muslim....
 
Back To Top