Bismillah...
Apa yang ada dibenakmu kawan?
Sorak bergembira:
"Asik, tak ada lagi sebutan islam ktp, semuanya sama sekarang, mau pake kerudung atau nggak terserah."
"Yeeeeee, nggak ada kolom agama. Jadi semua bisa di anggep teroris. Bisa keluar masuk rumah ibadah terus ngebom deh "
"Wow, bisa nikah beda agama donk kita. Asik, nggak apa apa deh, kemarin MA nggk setuju dengan uu nikah beda agama. Sekarang udah boleh nih."
"Keren, besok kalau ada korban kecelakaan, jenazahnya nggak tahu mau di makamin gimana, sekarang nggak ribet"
"Mantep lah, besok buat pasport kalo ditanyain agamanya apa, jawab saja sesukamu. Nggak bakal dicegat lagi di bandara luar negeri"
Hebat sekali, tepuk tangan deh, jempol buat yang menyetujui wacana ini, siapa sih yang buat? Bener bener pinter nan keblinger.
"Sekalian yah pak, kalo mau dihapus kolom agama, dihapus juga kolom status nikahnya." (Nyengir kan tuh hehe. Pada zina deh tuh. Naudzubillah... )
Kenapa? Apa masalahnya dengan kolom agama? Takutkah mereka dengan ummat muslim yang kian banyak? Atau karena mereka sudah tahu, suatu saat akan terjadi peperangan?
Sebenarnya mereka yang menginginkan seperti itu, seperti saat rusa dikepung oleh beribu ribu singa. Ketakutan setengah mati.
Hadeuh, segitunya? Syukur deh kalau takut dengan mayoritas ummat muslim.
Indonesia lahir dari Islam dan akan kembali menjadi Islam.
Ingat saja akan hal itu....
Sedikit cuplikan sebelum saya akhiri tulisan ini...
Mendagri: "Apakah orang di luar penganut 6 agama tidak boleh punya ktp?"
Wah, hebat sekali pertanyaannya.
Thayyib pak menteri yang (katanya) terhormat. Ada berapa agama lagi, agama baru? Bagus kalau seperti itu pak, saya setuju kolom agama tetap ada dan tidak hanya mencantumkan agama dari 6 saja. Bisa ditambahkan dengan, syi'ah, atheis, jil, dll. Tujuannya bagus nih, agar kami jadi tahu mana yang bukan Islam, dan tetap akan kami perangi.
Wallahu a'lam
Posting Komentar