TRENDING

Jumat, 15 Januari 2021

Bukan Jodoh Sepertinya


Assalamu'alaikum warahmtullahi wabarakatuh.

Bismillah, dengan ini saya sampaikan saya sudah tak lagi sendiri, maksudnya ilmu yang saya ambil ada dua, sometimes orang pikir dua hal ini berbeda tapi sebenarnya saling berkaitan. 

Jika ingat masa dulu saat SMA harusnya saya mengambil jurusan Sastra yah karena nilai bahasa saya jauh lebih baik alhamdulillah dibanding nilai IPA dan Sosial 🤭 mengingat saat itu saya mencoba fokus di penulisan cerpen san puisi, tapi ya namanya qadarullah bukan jodoh sama sastra at least saya masih bisa menulis kan? Menulis resep masakan maksudnya🤭

Saya juga teringat, dulu diakhir kelas 12 ingin sekali menjadi diplomat, cari informasi harus masuk jurusan apa untuk menjadi diplomat oh Hubungan Internasional rupanya, Eh! lupa donk sama cita-cita itu.

Ada juga tuh keinginan untuk jadi arsitektur 😆 jadi saat di sekolah dasar dulu, suka baca koran kan di sana tuh ada design rumah bukan furniturenya yah tapi luas dan model bangunannya anak 90an tahu lah ya ada kolom kecil design rumah di sisi kanan koran (pura pura saja tahu yah hehe), tapi ya qadarullah kandas karena matematika bukanlah sohibku.

Designer pun pernah jadi prototipe halaman sketsa pikiranku, saya memang senang menggambar dan mewarnai tapi khusus baju, sampai punya set warna banyak banget dengan berbagai model dan merk qadarullah lagi, itu hanya hobi harusnya diwujudkan sih lagi lagi bukan jodohnya.

Berakhir lah dengan "tubuh manusia", kenapa ya? padahal tak ada satu mimpi pun yang mengarah ke sana, jodoh ya begini deh yang dipikirin belum tentu jodoh, yang nggak dipikirin bisa jadi jodoh. Masuk pun mudah, dimudahkan banget alhamdulillah, setidaknya nilaiku dipelajaran biologi masih jauh lebih bagus daripada matematika dan fisika musuh bebuyutan, biologi masuk top 3 nilai tertinggi setelah bahasa.

Pelabuhan pertamaku adalah Keperawatan, desakan sebenarnya untuk mengambil jurusan kesehatan sebelumnya lulus di pergigian tapi qadarullah letaknya di Kota Anging Mamiri orang tua tak mengizinkan, namanya ridho harus di genggam dulu ya biar berkah ilmunya.

Berat? Berat, keperawatan itu sekolahnya sangat berat nangis dulu di semester pertama namanya adaptasi, homesick dan kegundahan yang lain. Tapi setelah itu menikmati sih Alhmadulillah.

Pelabuhan kedua, masih seputar manusia. Ternyata mempelajari hidup dan apa yang dipikirkan manusia sejak dia lahir hingga lansia pun berbeda beda, bahkan kita pun terkadang berpikir seperti pasien jiwa, sengaja atau tidak, hanya saja kita masih mampu melawan kesedihan. Iya, psikologi adalah pelabuhan keduaku.

Setelah ini pun saya berharap masih bisa di izinkan sekolah lagi, doain ya bloggerssssss... 

Namun kembali lagi seperti yang sudah sudah, sebaik baiknya kita berencana, setinggi tingginya kita bermimpi tetap Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang Maha Mengetahui mana yang terbaik jadi bersyukur saja dengan takdir, karena percaya akan takdir berarti menjalankan rukun iman bukan?

Nanti lagi yah... 

Wassalam

 
Back To Top