TRENDING

Rabu, 12 November 2014

Cinta Sejak Dini


Bismillah.......
Cinta kepada Allah terjadi ketika seseorang mencintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala lebih dari rasa cintanya kepada diri sendiri, kedua orang tua, dan segala miliknya cinta seperti ini disebut At-Ta'abbud (penghambaan).

Anak itu pondasi yang paling mendasar bagi terbentuknya sebuah bangunan masyarakat. Anak merupakan bibit tumbuhnya suatu pohon generasi yang besar, yang darinya akan tumbuh cabang-cabang dan ranting-rantingnya. 

JIka mementingkan kesehatan fisik si anak, kita pun semestinya juga memberika perhatian lebih pada kelurusan cara berpiir dan pandangnya, termasuk pada padangannya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Saya mungkin belum berkeluarga, terlebih punya anak. Namun begitu, semoga tulisan ini bisa membuat hati pembaca merasa pentingnya menanamkan cinta untuk Rabbnya sejak dini. Allah telah berfirman berkenaan dengan orang-orang yang mencintai-Nya:

"Katakanlah, 'Jika engkau (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'." (Ali Imran: 31)

Sebagaimana kita ketahui pula, bahwa Rasulullah sendiri teah dijamin oleh Allah masuk Surga namun itu tidak membuat nya riya', Rasul tetap mencintai Rabbnya yang Maha Agung. Rasulullah sering berdoa:

"Ya Allah, jadikanlah Engkau lebih aku cintai daripada diriku, keluarga, dan air dingin, "(HR. Tirmidzi)

Jika seorang anak sudah mencitai Allah, dengan senang hati dan lapang dada ia akan menjujung tinggi perintahNya dan menjauhi larangan-nya; lebih mengutamakan kehendak (iradah syar'iyyah)-Nya daripada keinginan makhluk, rela berkorban harta dan jiwa demi meraih keridhaan-Nya.

Mulanya tugas ini merupakan amanah yang sangat menuntut kedua orang tua, namun dengan megharap ridhaNya maka insya Allah dipermudah. Para orang tua senantiasa melantunkan doa ini:

"Ya Rabb-ku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan jauhkanlah kelu dari lidahku agar mereka memahami perkataanku" (Thaha)

Kita bisa lihat dengan jelas perbedaan antara anak yang tidak di tanamkan cinta kepada Rabbnya sejak dini, dengan anak yang dididik untuk mencintai Allah. Lihat saja Musa si hafidz cilik penghafal 30 juz dan kini sedang berusaha menghafal hadits, Musa cilik dididik untuk mencintai Allah. Berbeda dengan di berita berita kriminal, seorang anak mencopet, memperkosa ibu nya sendiri, membuat video video porno dan masih banyak lagi. Tidak takutkah kita akan hal itu ?

Ini amanah, amanah yang diberikan oleh Allah kepada setiap hambaNya yang menjadi orang tua dan bahkan yang belum menjadi orang tua. Untuk itu kenapa kita disuruh untuk terus memperbaiki diri sebelum menikah, kenapa dalam masa hamil seorang ibu di anjurkan untuk terus bertilawah dan perbanyak ibadah lainnya atau me-ruqyah si janin, kita di anjurkan untuk selalu menyebut asma Allah dihadapan si anak, mengikutsertakan si anak dalam setiap ibadah yang kita lakukan. Ini memang cara cara dasar untuk melatih si anak, namun ini yang membuat si anak pertama kali menanamkan cinta ke pada Rabbnya yang menciptakan ia ke dunia, baru kemudian kepada kedua orang tuanya yang telah mengenalkan Allah kepadanya.

Betapa indahnya bila punya keturunan shalih dan shalihah, berkah dunia akhirat, di dunia dia bermanfaat untuk orang banyak dan membahagiakan orang tuanya, di akhirat di menjadi salah satu penghuni surga dan selalu mendoakan orang tuanya. Ingatlah wahai abi ummi, doa anak shalelah yang didengarkan oleh Allah untuk orang tuanya. 

Maka kenalkan anak anak kita akan cinta kepada Allah, kemudia barulah pada kita.....

Wallahu a'lam....




 
Back To Top