TRENDING

Sabtu, 14 September 2013

Aku & Hijab Syar'i #GerakanMenutupAurat


"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung hingga batas dadanya. " (QS Al-Nur [24]: 31)


Assalamu'alaikum ukhti :) 
Ini cerita baru ku, baru saja. Masih fresh dalam benakku 
Ketetapan untuk menggunakan Hijab sesuai apa yang telah dituliskan dalam pedoman kita Al-Qur'an dan Al-Hadist, hijab yang sesuai dengan syariat, hijab yang melambangkan identitas umat muslim. 

Jika tidak salah hitung, kurang lebih sudah 3 bulan, hijab syar'i selalu menemani hari hariku, menemani setiap langkahku, menemani aktivitasku, dan masih banyak lagi. Ku harap dia dan aku setia. 

Awal menggunakan hijab syar'i saat masih di semester 1, tapi jiwa ini masih labil. Masih goyah, bahkan tumbang. Hijab syar'i ku berubah menjadi hijab "sesuka hati" (bisa dibayangkan sendiri). Pergaulanku yang salah, pilihanku untuk memilih siapa yang akan menjadi temanku salah. Ya, kita wajib memilih, bukan berarti kita tidak menerima siapa saja. Tapi jika untuk menjadi teman sehari-hari, maka pilihlah yang senantiasa membawamu dalam kebaikan. #Penyesalan. Aku menolak segala macam bentuk kebaikan, menolak orang-orang yang memebawa kebaikan untukku dan agamaku. Aku malah mendekatkan orang-orang yang menjauhkanku dari agamaMu. Ya Allah, apa yang telah aku lakukan ? 

Itu di semster 1, sekarang aku bercerita di semester 7. Hmm, jaraknya lumayan jauh yah. Aku kembali menggunakan hijab syar'i, semakin bertambahnya usiaku semakin sadar, bahwa kematian bisa datang kepada siapapun, tidak melihat usia, kelamin, waktu, tempat, kamu anak pejabat atau bukan. Saat itu aku mulai bertanya tanya, apa yang akan aku persembahkan ketika datangnya "Judgment day" ? 

Setelah itu aku coba-coba membuka situs situs mengenai dalil-dalil kewajiban yang harus kita lakukan, perintah apa yang harus kita lakukan, aturan-aturan apa yang harus kita patuhi. Itu semua di buat oleh Allah, Pencipta semesta. 

Aku mulai dengan merubah penampilan, kembali menggunakan hijab syar'i. Menjulurkan hijab hinggan menutupi bagian dada, menjulurkannya hingga menutupi lengan, menggunakan baju terusan, melengkapinya dengan sepasang kaus kaki tebal, menutupi batas telapak tanganku yang masih nampak dengan kaus tangan.

Kalau bisa aku tutupi semuanya, aku merasa sangat malu jika ada aurat yang terlihat sedikit saja. Sangat malu, jangakan aurat, lekuk tubuh saja yang terlihat rasa malu itu hingga ke ubun-ubun. Ya Allah terimalah hijab syar'i yang kupersembahkan hanya untukMu dan menjaganya hingga datang pinangan dari lelaki pilihanMu.  

Semuanya aku tutup, tapi tidak dengan hati. Jika hati tertutup bagaimana caranya aku menerima pemebelajaran lebih mendalam mengenai islam.  Setelah memutuskan syar'i, aku mulai memperdalam kembali, mengulang kembali pelajaran-pelajaran agama mulai dari dasar. Apakah aku malu? Tidak, aku lebih malu jika tidak ada yang kupersembahkan untuk Penciptaku, padahal usiaku makin pendek.

Kumulai belajar kembali, mengenai apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak diperbolehkan dalam islam. Dan sungguh, aku mulai bertanya lagi. Selama ini sudah berapa timbunan dosa yang aku perbuat? Inikah yang akan aku persembahkan ? Betapa murkanya Allah jika aku tidak segera bertaubat. Maka kudirikan shalat dari wajib hingga sunnah, taubat, tahajud, dhuha, perbanyak dzkir, berpuasa. untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya dan lebih memantapkan hati, bahwa pilihan ini membuat Allah tersenyum.

Bagaimana selanjutnya ? :)



 
Back To Top