TRENDING

Senin, 05 Januari 2015

Enggan Berhijab Syar'i, Takut Salah





"Aku belum siap yas, kalau harus berhijab seperti kamu. Aku masih suka boncengan sama cowok. Kan gimana gitu kalau diperhatin orang. Hijabnya besar tapi masih suka boncengan sama cowok yang bukan siapa-siapanya. Aku nggak mau lah agamaku, Islam dihina hanya gara-gara hijab yang nempel ini belum bisa aku bawa kemana-mana. Jadi tiap kali boncengan sama cowok, aku lepas hijabku"
Curahan hati nih, masuk ke saya. Mungkin, tidak sedikit yang seperti demikian yah.
Mari kita carikan solusinya.

Bismillah,
Saudariku shalihah. Hijab bukan lah sebuah hak yang boleh dipilih akan melakukannya atau tidak, namun hijab bersifat wajib dan hak kita adalah menunaikannya. Maka, harus dilakukan bagaimanapun kondisinya. Bahkan, bila kita sudah berada di tanah bersiap kembali kepada Sang Pencipta Yang memberi hidup dan mengambil hidup. Mengafani untuk perempuan jelas berbeda dengan laki-laki, aurotnya benar-benar diperhatikan. Apakah kita harus menunggu Allah mencabut nyawa kita dulu baru setelah itu ditutup seluruh tibuh kita dengan kain putih bernama kafan ? Tentu kita tidak mau saudariku.
Seseorang yang berhijab besar belum tentu baik, bersih, suci, shalihah, karena masih terus belajar untuk menjadikkannya shalihah. Bila Allah masih memberi kita nafas, tak ada kata berhenti belajar untuk seorang muslim/ah. Karenanya berhijab besar adalah proses menuju ketaatan kita. Tak serta merta dengan berhijab besar maka rumah di surga telah siap, namun dengan berhijab besar setidaknya bata demi bata kita bangun dengan perlahan untuk rumah kita di surga kelak.
Jangan salahkan Islam nya, namun salahkan muslim/ah. Karena definisi keduanya jelas berbeda. Ini yang perlu diluruskan. Islam sudah mengatur sedimikian rupa agar baik bagi pengikutnya, yakni bagi mereka yang bertauhid atas nama Allah. Allah tak pernah salah menurunkan firman-firmanNya, ALLAH MAHA BENAR. Sementara muslim atau muslimah hanya pengikut, bagian dari makhluk Allah. Kesalahan adalah sifat manusia. Itu murni.
Maka dengan berhijab besar, otomatis dengan sendirinya kita akan menjauhi apa yang Allah larang, karena sifat malu yang begitu di dambakan oleh seorang muslimah akan menghiasi sedikit demi sediit dirinya.
Jadi, apabila hingga sekarang kita masih enggan berhijab besar atau bahkan enggan mencobanya, selamanya sifat malu itu tidak akan hadir, shalihah itu tidak hadir, kelembutan itu tidak hadir, keanggunan itu tidak hadir, bahkan kemuliaan kita sebagai wanita yang dalam Islam begitu dihormati tidak akan hadir pada diri kita. Selamanya pula, wanita hanya akan jadi obyek pelampiasan syahwat seperti pada konsep kaum liberal.
Kesimpulannya bila kita melepas hijab maka sifat malu akan hilang, namun sebaliknya bila terus kita istiqomah mempertahankan hijab, lambat tapi pasti sifat malu menjadi perhiasan berharga yang menghiasi langkah anggunmu
Wallahu a'lam
Berhijab syar'i lah saudariku, sama-sama belajar. Kita memang akan terasingkan, namun kita tak akan pernah lagi merasa sendiri, karena Allah dan Rasullah akan bersama kita 

 
Back To Top