TRENDING

Senin, 17 November 2014

Masih Jadi "Hijab Gede Eksklusif" ?



Bismillah....

Eksklusif, itu yang dulu saya sematkan pada akhwat yang berhijab besar, yang jalannya selalu menunduk, seakan tak ingin melihat dunia. Akhwat akhwat itu bagiku salah satu yang susah dideketin, susah diajak jadi teman. Iya, mereka punya pendirian, tapi pendiriannya kebablasan, hingga lupa ada saudarinya yang lain sedang butuh nasihatnya.

Kenapa saya mengatakan demikian? Mari, mengingat kembali, bahwa saya bukan terlahir dari lingkungan ahlussunnah, bukan lingkungan pesantren, bukan seorang anak kiyai atau ustadz, bukan pula lulusan pondok pesantren, pengenalan terhadap agamaku sendiri pas pasan. Saya juga dulu berhijab transparan yang kita sebut dengan hijab paris dan celana jeans, serta baju ketat yang membungkus tubuhku. 

Saat itu, tak ada satu akhwat pun yang mendekatiku selain pementor ku, walaupun saya bandel dan selalu menolak ajakan ajakannya, beliau tetap sabar. Namun sayang beliau sudah lulus dan tak bisa melanjutkan pendidikannya padaku. Setelah itu? Nol, tak ada satu akhwat yang berhijab besar pun mendekatiku, sekedar memberi nasihat? Tidak ada. Mungkin, saya juga salah tak mengikuti kajian kajian. Tapi, saya belum tahu dimana letak kebutuhan saya waktu itu, karena tak ada yang memberi tahu, tak ada nasihat yang terus menerus datang, tak ada satupun. Saya merasa buta waktu itu.

Kalau boleh dibilang sayang butuh pendakwah waktu itu, walaupun saya belum menyadari kalau saya butuh siraman nasihat. Lagi lagi tak ada yang ada memberitahu ku. Ketika saya sadar saya butuh, saya sendiri yang mencari. 

Mungkin itu pengalaman  saya dulu ketika mencari hidayah. Memang benar hidayah itu dicari, maka saya mencari. Namun, yang harus kita sadari adalah bukan hanya kita yang butuh hidayah, tapi orang orang yang belum sadar, membutuhkan hidayah yang sama. Bukankah ilmu yang kita dapat harus diamalkan dan disebar? Lalu bagaimana caranya kita menyebarkan ilmu itu,  tapi masih merasa diri ini "eksklusif" ? Saya yakin, dakwah kita tak sampai pada mereka. 

Lihat sekarang, bila kita hanya melingkar pada orang orang yang sama, yang sama sama berhijab besar. Mengikuti kajian bersama, bertilawah bersama, berhijab besar bersama, selalu bersama dengan orang yang ilmunya sama, ilmu itu nggak akan bisa kita sebar. Kenapa demikian? Karena kita salah menempatkan diri dan salah mengartikan dakwah. 

Dakwah kita kawan, akan sampai dengan memberikan cinta dan kedekatan yang erat pada saudara saudara kita. Memang benar, akhlak seseorang itu dilihat dengan siapa dia berteman. Namun ingatlah, mereka juga teman kita, sahabat kita, kewajiban kita adalah menyampaikan al-haq dengan firman firman Allah. Bagaimana caranya kita berdakwah, tapi kita enggan "tersenyum" pada mereka yang belum sadar? enggan mengulurkan tangan kepada mereka? enggan bersusah payah mengajak mereka berhijrah? Lalu untuk apa ilmu kita?

Jangan jadi muslimah eksklusif kawan, dakwah kita tak akan sampai jika masih seperti itu. Menganggap sinis mereka itu salah, salah besar. Mereka bisa saja lebih baik dari pada kita, ketika mereka berhijrah. Lihat para muallaf, mampu menjadi ustadz, hafidz. Kenapa ? Karena mereka mengenal nasihat dari cinta dan kedekatan. Mereka memang belum merasa butuh, maka kita adalah cahaya buat mereka. Cahaya pertama ketika mereka mengenal apa itu Islam sesuai dengan al-haq.

Maka cintailah juga mereka yang belum berhijrah, sesungguhnya mereka juga butuh nasihat. Apa kita menginginkan penghuni neraka terbanyak adalah wanita? Tak ada yang menginginkan seperti itu. Untuk itu kawan, ajaklah mereka ikut kajian kajian dengan sabar, dengan cinta, dengan kedekatan. Ajak mereka untuk menjadi salah satu saudaramu, karena mereka sebenarnya butuh. Jangan kita jauhi terus, untuk apa? Tugas kita adalah saling mengingatkan dengan ikhlas, ajaklah mereka dengan cinta, bukan dengan menjauhinya......

Afwan, mungkin sahabat sahabatku lebih paham tentang dakwah. Ini hanya pengalaman yang pernah kurasakan, ketika sulitnya mencari kebenaran tanpa pembawa kebenaran, pesanku sekali lagi.... Jangan jauhi mereka, karena mereka butuh saudari yang shalihah untuk mengajaknya bersama ke jannah...

Wallahu a'lam.....
 
Back To Top