Ketika pacaran menjadi pilihan, berarti bukan memilih untuk bertanggung jawab, bukan memilih untuk komit, tapi memilih untuk mencoba, mencoba, dan mencoba. Istilah kerennya sih penjajakan dulu, penjajakan seperti membeli sepatu di toko, coba dulu "ah nggak pas nih, bukan yang ini coba yang lain dulu deh", agar menegenal dulu, biar nggak beli kucing dalam karung kata mereka begitu.
Pacaran itu gaya orang orang di barat, mereka anggak punya konsep caranya mencari calon istri bagaimana, mencari calon suami seperti apa. Jadi, mereka sebenarnya buta untuk berumah tangga untuk itu mereka pacaran dengan siapa saja untuk mencoba dahulu. Sementara cinta mereka tidak berlabuh dimana mana, tapi hanya sementara menempati hati. Bahkan itu bukan cinta, tapi syahwat. Contoh gaya barat yang dipakai di Indonesia, pernah nonton "take me out" ? Disitu pria dan wanita seperti barang dagangan yang dilelang, saya seribu, saya dua ribu, saya seniman, rambut panjang, gondrong, tindik 3 di kuping.
Kita berbeda dari barat, kita punya konsep yang sudah tertata rapi untuk mendapatkan pasangan. Tak perlu repot seperti pacaran, duit masih minta ke orang tua mau pacaran, kasihan orang tua nyari duit susah susah dipakai untuk pacaran. Apa yang kamu punya? motor ninja keluaran luar, dibeliin papahhhh. Nggak malu ?
Sekarang, kita tak sedang membahas tentang mereka yang belum memahami bahaya pacaran. Namun, kita berbicara untuk mereka yang memahami bahaya pacaran tapi masih pacaran. Menyalahgunakan perihal ta'aruf, ini banyak dikalangan yang kita sebut dengan aktivis seorang aktivis dakwah. Tidak sedikit dari mereka berta'aruf tanpa seorang perantara atau ust atau murrobi masing masing, mungkin karena sudah paham ta'aruf, katanya jadi pengen ta'aruf sendiri.
Ikhwit : Kirimin fotonya donk, kita kan sekarang tahap nadhor
Akhwit: Loh kok foto? Apa nggak sebaiknya nanti saja.
Ikhwit: Kita kan nadhor, ana kan mau menikahi anti
Cinta itu fitrah kok, kita nggak bisa menolaknya ketika dia datang, akan tetapi kita bisa mencegahnya. Bisa bertemu dimana saja, bahkan setelah ikut kajian ini setelah berdoa semalaman "Ya Allah, dekatkan aku pada jodohku, kebetulan ya Allah besok ada kajian pertemukan aku disana ya Allah", Nah ..... hehe
Bisa langsung datang ke ust yang ngisi kajian,
Ikhwan: tadz ana niat nikah tadz akhwat nya sudah ada yang ikut kajian hari ini
Ustadz: Yang mana? sudah lihat wajah?
Ikhwan: yang pakai jubah gelap dan cadaran tadz
Ustadz: Loh?! Semuanyaaa cadaran dan gelap gelap bajunya
Nyari istri juga jangan nyari pembantu yah. Pulang kerumah bukan bawa hadiah, tapi bawa cucian kotor. "Dek laper, makan donk", "mau makan apa mas? iga bakar, soto ayam, ayam bawang, semuanya saya bisa dalam bentuk mie instant" hehe.
Nyari istri juga jangan terlalu pemilih wahai ikhwan, jangan milih nyari hafidzoh 30 juz hafal, sementara ikhwannya juz amma belum hafal. Ketika seseorang menikah, suami juga harus menjaga hafalan istrinya.
Suami: dek, tolong dicuciin yah
Istri: kalau hafalan ana juga ikut rontok kecuci gimana mas?
Suami: dek tolong di strikain yah bajunya
Istri: kalau ana kepanasan, terus otak ana ikut kepanasan, kemudian lupa hafalan saya gimana mas?
hehehehe........
Wujudkan senyum dalam wajah istri, walau hanya seribu duaribu, bakso bakar seribu dapet tiga biji, bilang ke istri "Maaf yah baru bisa bawa ini, bagaimana kalau kita makan berdua saja? Aku manisnya, kamu pedesnya" hehe.
Lebih baik kita itu gagu setelah menikah, daripada expert. Kenapa? Seseorang itu lebih terlihat romantisnya ketika dia pertama kali merasakan cinta. Kalau gagu, berarti dia memang benar menjaga izzahnya, menjaga dirinya. Kalau expert tiba tiba bisa semua, wah ni orang pengalamannya sudah banyak. Sama yang lain. Lebih baik bingung dimalam pertama.
Suami: Ukhty,...
Istri Kok manggilnya masih ukhty? kan sudah halal.
Nah.......................... Ini baru keren. Dari pada pacaran, saat pacaran hanya tahu baek baeknya saja, ketika sudah nikah senyum hilang. Kata katanya habis saat pacaran.
Terlalu berani atau terlalu takut??
Terlalu berani atau terlalu takut??
Adapula yang belum siap menikah, tapi memaksakan diri ingin menikah. Seperti halnya dalam hal biologis sudah mampu, namun dalam hal mental dia belum mampu, belum mampu memegang amanah berat dipundaknya. Seorang akhwat itu putri kesayangan dalam keluarganya, disekolah hingga mahasiswi bisa sampai ratusan juga, belum lagi kalau lahirnya caesar, baru lahir sudah 7juta. Lalu, ada ikhwan tiba tiba datang hanya modal nekat saja tanpa mau berusaha dulu mencari penghasilan. "Kan nanti ane ajarin puasa senin kamis tadz", kata si ikhwan. "Nggak sekalian daud?". Jangan, kita tidak boleh mendzolimi anak orang. Jika dulunya bapaknya yang membelikan baju, setelah menikah suaminya yang membelikan. dari kepala sampai kaki itu suami yang membelikan, semua tanggung jawab itu beralih pada suami. Lebih baik dia tetap dikurung di kamar, jadi wanita sholehah dari pada menikah ditelantarkan sama suaminya. Ini mau nyari istri, atau menjadi penyalur tenaga kerja?
Persiapan:
1. Ilmu dan mental
2. Niat yang benar
Orang yang ingin menikah untuk menjaga kesucian diri, ini diperhatikan oleh Allah
3. Perbaiki diri
Lihat surat An-Nuur ayat 26, Perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, perempuan keji untuk laki laki yang keji
Terlalu takut itu, kalau sudah berkali kali ta'aruf tapi selalu ditolak setelah itu nyrlinya ciut. Padahal, allah sudah menjajikan kita pasangan masing masing. Ini imannya sedang naik turun, labil.
Tidak ada memang yang mampu mendefenisikan cinta secara pasti atau paten atau permanent. semua berhak mendefenisikan cinta. Namun, satu hal yang pasti bahwa cinta adalah suci. Cinta merupakan nutrisi
Cinta adalah kehidupan yang barang siapa mengharamkannya maka dia termasuk mayit. Cinta adalah cahaya yang barang siapa kehialngannya, maka dia di dalam samudera kegelepan. Cinta adalah obat penawar yang barang siapa tidak memilikinya, maka halal baginya semua penderitaan. Cinta juga kelezatan yang barang siapa tidak mendapatkannya, maka seluruh hidupny adalah kesedihan dan kesakitan.
Ibnu Abbas berkata,"Setan ada pada diri laki laki pada 3 hal, pandangan mata, hati dan zakar."
Begitu pula pada perempuan pandangan mata, hati dan kelemahan.
Cinta itu perlu akal sehat.
Sesungguhnya keistimewaan akal, mengutamakan yang lebih dicintai dan memilih yang lebih ringan bahayanya.
Ibnul Jauzi, "Sesungguhnya, keutamaan akal adalah dengan merenungi berbagai akibat. Adapun sedikitnya akal hanya memandang keadaan sekarang dan tidak memandang akibatnya nanti."
Orang cerdah adalah yang mampu mengendalikan nafsu dan beramal untuk hidup sesudah mati.
Maka bila belum bisa menikmati cinta, berpuasalah, berpuasalah, berpuasalah, dan jadikan sholatmu sebagai kesabaran.
Wallahu a'lam......
By: Ust. Burhan Sodiq dan Ust. Tri Asmoro
Nantika rekamannya di Youtube, asli buat ketawa dan merenung....
Persiapan:
1. Ilmu dan mental
2. Niat yang benar
Orang yang ingin menikah untuk menjaga kesucian diri, ini diperhatikan oleh Allah
3. Perbaiki diri
Lihat surat An-Nuur ayat 26, Perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, perempuan keji untuk laki laki yang keji
Terlalu takut itu, kalau sudah berkali kali ta'aruf tapi selalu ditolak setelah itu nyrlinya ciut. Padahal, allah sudah menjajikan kita pasangan masing masing. Ini imannya sedang naik turun, labil.
Tidak ada memang yang mampu mendefenisikan cinta secara pasti atau paten atau permanent. semua berhak mendefenisikan cinta. Namun, satu hal yang pasti bahwa cinta adalah suci. Cinta merupakan nutrisi
Cinta adalah kehidupan yang barang siapa mengharamkannya maka dia termasuk mayit. Cinta adalah cahaya yang barang siapa kehialngannya, maka dia di dalam samudera kegelepan. Cinta adalah obat penawar yang barang siapa tidak memilikinya, maka halal baginya semua penderitaan. Cinta juga kelezatan yang barang siapa tidak mendapatkannya, maka seluruh hidupny adalah kesedihan dan kesakitan.
Ibnu Abbas berkata,"Setan ada pada diri laki laki pada 3 hal, pandangan mata, hati dan zakar."
Begitu pula pada perempuan pandangan mata, hati dan kelemahan.
Cinta itu perlu akal sehat.
Sesungguhnya keistimewaan akal, mengutamakan yang lebih dicintai dan memilih yang lebih ringan bahayanya.
Ibnul Jauzi, "Sesungguhnya, keutamaan akal adalah dengan merenungi berbagai akibat. Adapun sedikitnya akal hanya memandang keadaan sekarang dan tidak memandang akibatnya nanti."
Orang cerdah adalah yang mampu mengendalikan nafsu dan beramal untuk hidup sesudah mati.
Maka bila belum bisa menikmati cinta, berpuasalah, berpuasalah, berpuasalah, dan jadikan sholatmu sebagai kesabaran.
Wallahu a'lam......
By: Ust. Burhan Sodiq dan Ust. Tri Asmoro
Nantika rekamannya di Youtube, asli buat ketawa dan merenung....
Posting Komentar